Selasa, 23 Februari 2021

HARLAH NU ke 95

 


Masih ingin mengenang dan menyimpan twibbonize HARLAH NU, karena saya punya tulisan tentang ke NU an. 

                                       


Alhamdulillah, dari ibuk saya, saya kenal NU. Sejak TK diopyaki ibuk untuk ngaji di mushola simbah, tapi lebih kerennya ning langgare mbah Sin (Muhsin, bapaknya ibuk) ngaji turutan setiap bakda maghrib, di desa Kuncen Padangan.  Tahlil dan banyak jajan di setiap malam jum'at. Lalu SD diopyaki setelah sekolah pagi untuk sekolah Arab (sekarang TPQ atau madrasah) jam 2 siang sampai jam 4 sore, (di mbah H Bishri,  pakleknya ibuk), di desa Mbaru/Banjarjo Padangan. Menjelang maghrib diopyaki lagi untuk berangkat ke langgar,  dan mulai ikut-ikutan ngaji kitab bakda isya ke kakaknya ibuk (pak dhe Sadili) dengan mbak2 yg sudah SMP. Saat SMP diopyaki lagi ikut dzibaan,  barzanji sama ibu2 temannya ibuk.  Alhamdulillah semuanya saat itu melaksanakannya dengan senang hati. Mainan,  dolan,  gak pernah dimarahi,  dan gak pernah diopyaki utk tidur siang, yang penting ingat jam-jam ngaji dan sekolah arab. Matursuwun semuanya ibuk... Semoga ibuk diberi Allah SWT kesehatan dan usia dalam ketaqwaan dan amal sholih... Aamiin🤲🏻

Rabu, 10 Februari 2021

Kiat Menulis : NIAT, PAKSA, MAU

 

Resume 8

Narsum : Noralia Purwa Yunita

Moderator : Mr. Bams


“Buku merupakan sejarah saya. Jika saya sudah mati nanti, melalui buku, nama saya bisa diingat. Karya saya masih dapat dinikmati dan hidup, meskipun raga sudah tidak ada."

"Berkarya ketika waktu luang itu biasa, namun berkarya di tengah kesibukan yang luar biasa, itu baru istimewa.

 (Noralia Purwa Yunita, M.Pd)

 

Memiliki nama lengkap Noralia Purwa Yunita, M.Pd ini lahir di Kudus, 12 Juni 1989. Putra pertama dari dua bersaudara dengan ayah bernama Ali Achmadi, S.Pd dan ibu Noor Fatkhiyah, S.Pd.SD. Sekarang berdomisili di Semarang mengikuti suami dan bersama dua balitanya.

Pernah mengambil kuliah program sarjana di Univeritas Negeri Semarang yang kemudian dilanjutkan program magister pendidikan di Universitas Negeri Semarang juga. Saat ini  bekerja sebagai pengajar di SMP Negeri 8 Semarang. Selain mengajar, juga aktif menulis di blog dan tergabung dalam komunitas sejuta guru ngeblog. Sebagai penulis baru di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, salah satu tim admin di website guru penggerak, anggota Komunitas Koordinator Virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP.

Prestasi yang pernah diraih  adalah Juara Harapan I lomba karya tulis di Universitas Negeri Semarang. Program pendanaan Dinas Provinsi Jawa Tengah pada program fasilitasi karya ilmiah tingkat Provinsi Jawa Tengah. Program pendanaan LPPM pada usulan program pengabdian masyarakat. Program pendanaan DIKTI pada program kreativitas mahasiswa tingkat nasional. Pendanaan program Student Grand Hibah  DIKTI, serta sebagai pembimbing yang mengantarkan tim menjadi juara I lomba karya tulis ilmiah SMA tingkat Jawa tengah.

            Di masa pandemi covid-19 ini, Bu Nora memulai lagi berkarya. Tidak lepas dari tangan dingin Omjay pula, karena bisa berkarya lagi dengan mengikuti pelatihan menulis yang diadakan oleh OmJay bersama teman-teman PGRI. Diantara karyanya adalah empat buku, satu buku solo, satu kolaborasi dengan Prof Eko dan dua buku antologi. Selain buku, ada beberapa artikel yang juga terbit di media cetak. Artikel kedua di majalah pendidikan geliat gemilang Bandung. Ada 3 buku yang sedang proses pembuatan. Buku solo berjudul “Kiat menulis modul berbasis riset,” hasil dari pengubahan tesis menjadi buku. Buku kedua seri ekoji academy kolaborasi dengan Prof Eko berjudul Gamifikasi, belajar menyenangkan seasyik bermain game.” Dan buku antologi dengan siswa berjudul “Aku dan Corona.” Semuanya sedang dalam proses pengerjaan, harapan Bu Nora semoga sebelum akhir tahun dapat terselesaikan. Aamin

Ada beberapa kendala  yang dikemukakan Bu Nora selama proses pengerjaan beberapa buku tersebut, antara lain :

 1.  Banyaknya kegiatan

Apalagi di masa Pandemi seperti sekarang, bapak ibu juga merasakan bagaimana kita lebih disibukkan dengan segala jenis kegiatan pembelajaran, karena saya merasa daring jauh lebih banyak persiapan daripada tatap muka,” curhat Bu Nora…hehe…

Sehingga  skala prioritas menjadi pilihannya  agar semua pekerjaan terselesaikan

2.     2.  Malas dan jenuh menjadi masalah kedua, dan hingga sekarang pun masih menghinggapi 🤭🤭🤭

Bu Nora  tipikal orang yang jenuh jika mengerjakan kegiatan yang sama berulang. Akhirnya jika penyakit itu menghinggapi,  beralih ke kegiatan lain sebagai refreshing. Biasanya nonton film, jika tidak baca novel online atau apapun yang membuatnya nyaman. Jika baterai semangat sudah penuh, langsung tancap gas untuk kembali berkarya. Tetapi keadaan ini tidak  dibiarkan berlarut2, cukup 1-2 hari untuk bersantai, lalu kembali on berkarya

3.     3.  Krisis ide

Jika sudah seperti itu Bu Nora menerapkan jurus bapak Akbar Zainuddin, karena segala sesuatu yang kita rasa, kita lihat dapat dijadikan ide

Contoh nya, ketika kita nonton film, mungkin ada sesuatu yang dirasakan setelah menonton acara tersebut, ini dapat dijadikan bahan tulisan

Saat rekreasi, juga bisa dijadikan bahan tulisan. Bisa mengulas bagaimana indahnya tempat tersebut dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa contoh tulisan Bu Nora ketika menerapkan jurus bapak  Akbar Zainuddin

https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/05/eksotika-pantai-bandengan-jepara.html

(Tulisan ketika jalan2)

https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/05/memahami-dunia-anak-lewat-tontonan.html

(Ketika menonton acara TV)

https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/06/menjadi-orang-tua-kedua.html

( curhatan  ketika merasakan beratnya menjadi wali kelas di masa pandemi)

Intinya, apapun yang kita rasakan dan pikirkan, dapat diubah menjadi sebuah tulisan, karena saya yakin, tidak ada yang tidak bisa menulis, karena menulis bagi saya  sama dengan berbicara. Bedanya hanya dituangkan lewat tulisan, ungkap Bu Nora.

4.      4.  masalah perbendaharaan diksi.

 Jika saya sudah mentok kosa kata, membaca artikel orang lain atau membaca novel atau  Karya apapun silahkan dibaca. Karena dengan banyak membaca, akan memperkaya diksi.

5.      5. Takut menulis karena takut salah.

 Ini  dialami Bu Nora ketika di awal bergabung di grup menulis dengan om Jay, tetapi om Jay meyakinkan bahwa tulis saja dulu apa yang kita pikirkan, jangan permasalahkan EYD atau kaidah kebahasaan yang lain, cukup tulis hingga selesai.

Jika sudah,baca berulang lalu lakukan editing sesuai kaidah. Jika dari awal kita sudah memikirkan EYD dan yang lain, maka tidak akan terwujud tulisan. Ketika mempraktekkannya, akhirnya tulisan dapat mengalir sendiri

Alhamdulillah, sangat banyak cerita Bu Nora tentang pengalaman menulisnya. Sebelum mengakhiri, ada pesan dari Bu Nora sebagai berikut : “Oh Ya sekaligus promosi ya, semua kiat tentang penulisan, bagi penulis pemula, dapat dibaca di buku ini. Info pemesanan dapat japri saya. Insyaallah buku ini sangat bermanfaat karena hasil materi dari narasumber hebat juga, seperti pak Akbar Zainuddin, pak Munif Chatib, om Jay, prof Eko Indrajit, dan. Lain sebagainya. Ketiga buku yang lain , jika ada yang berkenan memesan, dapat japri ke saya.”

 

 

 

Dan jangan lupa, kiat menulis saya adalah : NIAT, PAKSA, MAU.

Niat untuk mau menulis harus ada, tentunya harus dipaksa juga karena jika hanya ada niat tetapi tidak ada kemauan kuat alias pemaksaan, maka kata MAU tidak akan terwujud.


(Materi ini disampaikan pada hari Rabu, 21 Oktober 2020 )




Alhamdulillah, saat saya bisa menulis resume ini, buku Bu Nora yang diceritakan di atas masih dalam proses, sekarang sudah ada di hadapan para pembaca.

Bismillah...awal September '24

Alhamdulillah Ya Allah.... Engkau yang Maha mengatur semuanya....